pembelajaran Jarak Jauh


Menciptakan Pembelajaran Jarak Jauh
Tetap Bermakna 

Kejadian Luar Biasa (KLB) yang memaksa kita para guru untuk mengubah Pembelajaran Tatap Muka menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) baik dengan cara E-Learning atau dengan cara semi E-Learning, telah kita lakukan selama enam pekan. Saya katakan semi E-Learning yaitu untuk pembelajaran yang hanya menugaskan anak didiknya melalui Whats App dengan video pembelajaran atau Power Point, tetapi pengerjaannya masih tetap di buku kerja atau buku tulis siswa. Sedangkan E-Learning yang sesungguhnya jika semua proses dan hasil bisa dipantau otomatis secara teknis melalui berbagai macam fitur dengan jaringan internet.



Ada pro dan kontra terkait pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh ini, mulai dari keterbatasan orangtua tentang quota internet, materi terlalu banyak, hingga keluhan orangtua karena sulitnya materi yang diberikan tanpa bimbingan guru. Namun, apapun alasan dan keluhannya, dalam situasi sulit seperti ini, kecanggihan teknologi telah banyak membantu menyelesaikan permasalahan dunia pendidikan, khususnya dalam melaksanakan proses belajar mengajar untuk melanjutkan capaian kompetensi pada kurikulum.



Pembelajaran Jarak Jauh di tengah pandemik yang meresahkan semua lapisan masyarakat ini, hendaknya selain untuk memberikan materi pelajaran, tetapi juga harus membawa missi memberikan semangat dan motivasi khususnya pada anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) supaya perasaan mereka tetap tenang dan bersemangat menerima dan melaksanakan berbagai tugas dari gurunya. Selain itu, tugas yang diberikan pada mereka jangan selalu terfokus pada penyelesain konsep atau mengisi soal-soal saja, tetapi harus difariasikan dengan penugasan life skill atau kecakapan hidup yang bermanfaat dalam situasi seperti ini.


Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh memang sangat berbeda dengan Pembelajaran Tatap Muka, tetapi guru tetap harus memperhatikan perbedaan karakteristik anak. Hal ini diperlukan untuk menghindari kejenuhan dan kegagalan proses PJJ ini. Apalagi proses Pembelajaran Jarak Jauh ini sangat tergantung pada kemampuan  orangtua dalam membimbing dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini guru dituntut untuk mencurahkan segenap kemampuan IT dan kreatifitasnya, selain kemampuan pedagogis dan ilmu psikologisnya supaya pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh tetap bermakna dan menyenangkan.

Apa yang dimaksud dengan pembelajaran bermakna?



Adalah David Paul Ausubel (1963) seorang ahli psikologi dari Amerika Serikat yang mengenalkan teori belajar bermakna pada dunia pendidikan . menurutnya  klasifikasi belajar itu ada dua dimensi. Pertama, menyangkut cara penyajian materi diterima oleh peserta didik. Melalui dimensi ini, peserta didik memperoleh materi/informasi melalui penerimaan dan penemuan. Maksudnya peserta didik dapat mengasimilasi informasi/materi pelajaran dengan penerimaan dan penemuan. Dimensi kedua, menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur kognitif yang telah ada. Jika peserta didik hanya mencoba-coba menghafalkan informasi atau materi pelajaran baru tanpa menghubungkannya dengan konsep-konsep atau hal lainnya yang ada dalam struktur kognitifnya, maka terjadilah yang disebut dengan belajar hafalan. Sebaliknya, jika peserta didik menghubungkan informasi atau materi pelajaran baru dengan konsep-konsep atau hal lainnya yang telah ada dalam struktur kognitifnya, maka terjadilah yang disebut dengan belajar bermakna. (https:pgsd.binus.ac.id/2018/11/23/pentingnya pembelajaran-bermakna-meaningfull-learning/)


Jadi, yang dimaksud dengan pembelajaran bermakna itu adalah, belajar dengan mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan penjelasan atau membaca teori-teori saja.


Pertanyaannya, dapatkah kita menciptakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi bermakna?


Menururt Isjoni (2009), pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan lingkungannnya baik antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, maupun anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar, demi mencapai hasil belajar yang memuaskan.  (http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/02/pembelajaran-bermakna-meaningfull.html?m=1)


Dengan demikian, tentunya tak ada halangan bagi kita para guru untuk tetap memciptakan pembelajaran yang bermakna kepada siswa siswinya atau anak didknya walaupun dengan Pembelajaran Jarak Jauh.


Lalu, apa yang harus kita lakukan sebagai guru untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh dalam jangka panjang menjadi bermakna?
 Beberapa langkah yang harus kita lakukan dalam Pembelajaran Jarak Jauh supaya bermakna adalah:
1.      Memberikan motivasi pada anak didik dan orangtua.
2.      Mengenali karakteristik anak didik.
3.      Menentukan sumber belajar yang sesuai dengan tema pembelajaran.
4.      Memberikan kebebasan kepada anak didik untuk menentukan sumber belajar yang mudah
ditemukan.
5.      Menekankan sikap mandiri dan tanggung jawab.
6.      Menjalin kerjasama yang baik dengan orangtua.
7.      Memberikan feedback atau umpan balik.



Belajar adalah menerima
Belajar adalah mencari tahu
Belajar adalah menemukan
Belajar adalah menyelesaikan masalah
Belajar adalah proses menjadi tahu
Belajar adalah proses menjadi bisa


foto-foto yang saya selipkan di setiap paragraf tulisan adalah foto-foto yang dikirimkan oleh orang tua saat Pembelajaran Jarak Jauh Tema 9 KD 3.1 yaitu mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan Sumber Daya Alam, dan  IPS KD 4.1 yaitu menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk kesejahteraan masyarakat.
Mengingat pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh sudah cukup lama dan mulai timbul rasa jenuh pada anak, dan saat itu bertepatan satu hari menjelang Ramadhan, maka saya menugaskan pada anak yaitu  membantu orangtua di rumah dan mengidentifikasi Sumber Daya Alam yang digunakan dalam persiapan Ramadhan.
Alhamdulillah harapan saya untuk tidak membebani orangtua ketika mereka sibuk menyiapkan malam pertama Ramadhan tercapai. Ibu merasa terbantu dengan bergabungnya anak-anak mereka, dan sebaliknya, anak-anak bisa belajar secara langsung tentang Sumber Daya Alam yang digunakan pada persiapan Ramadhan.
Semoga tulisan singkat ini bisa memberikan masukan dan inspirasi bagi para sahabat guru, untuk tetap bersemangat dan menggali ide-ide terhebat untuk diberikan kepada anak-anak didik kita yang siap membangun Indonesia emas tahun 2045 mendatang.


Semoga bermanfaat
Dari saya yang bangga menjadi guru SD
Salam
Emay Nuroniah




Komentar

  1. Jeng emay... you are the great teacher... nice to be your friend...

    BalasHapus
  2. Luar biasa bu...keren banget...
    Sukses terus ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih neng syantik...
      Alhamdulillah🙏🙋‍♂️

      Hapus
  3. The greatest teacher continues to be success always for Mrs.Emay

    BalasHapus
  4. Keren PJJ, keren gurunya, keren murid-muridnya... Sukses selalu Bu emay

    BalasHapus
  5. Keren bu emay... Guru yang penuh kreativitas dan imajinasi... Trimakasih bisa menjadi anak murid bu guru di kelas 4A thn aja ran 2020/2021 ... Salam sehat dan sukses trus buat bu guru... Tetep lha berkarya... By Nikeisha Farah A.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

keterlibatan orang tua dalam pendidikan di kelas 4 A

BELAJAR DARI COVID 19