BELAJAR DARI COVID 19
BELAJAR DARI COVID 19
Kehadiran COVID 19 ke muka bumi ini, telah membawa
perubahan skala besar terhadap banyak sektor kehidupan, yaitu sektor ekonomi,
politik, keagamaan, tak terkecuali sektor pendidikan. Banyak perubahan yang
tiba-tiba, seperti tiba-tiba masker
menjadi langka dan harganya menjadi melambung, bayangkan, satu pak masker yang
biasanya dijual dengan harga 30 ribu rupiah, pindah harga menjadi 350 ribu
rupiah. Fantastis bukan? Kenaikan harga yang menjadi misteri tak terpecahkan.
Dampak lain dari Kejadian Luar Biasa akibat pandemi
COVID 19 ini adalah perubahan tempat dan ruang bekerja. Pekerjaan yang biasa
dilakukan di kantor atau di sekolah dan memungkinkan untuk dilakukan di rumah,
maka selama wabah COVID belum berlalu, diharuskan dikerjakan dari rumah atau
disebut juga dengan Work Form Home
(WFH) dengan bantuan jaringan
internet secara online. Untuk guru dengan melakukan pembelajaran daring atau
pembelajaran dalam jaringan yang dikenal dengan PJJ atau Pembelajaran Jarak
Jauh.
Perubahan semasa pandemi COVID 19 tidak hanya terjadi
pada harga masker dan cara bekerja saja, tetapi perubahan tiba-tiba juga
terjadi pada kebiasaan dalam rumah tangga, yaitu banyak para ibu yang
sebelumnya terbiasa mendapatkan makanan dengan cara praktis membeli di warung,
saat ini berusaha untuk masak sendiri dengan pertimbangan higienitas dan
kesehatan. Selain itu, mungkin karena banyaknya waktu luang, para ibu banyak
yang terjun ke dunia bisnis online, menawarkan dagangan mulai dari kebutuhan
alat kesehatan seperti masker dan hand sanitizer yang lagi diburu dan
dibutuhkan, kebutuhan bahan-bahan pangan, sampai kue lebaran.
Perubahan lain terjadi pada peran orang tua di rumah,
karena selama masa Covid 19 ini, anak-anak melakukan Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ), maka, orangtuapun otomatis dan terpaksa harus beralih peran menjadi guru
yang siap membimbing putra putrinya menyelesaikan tugas yang diberikan gurunya
melalui berbagai media secara online. Begitupun dengan sang ayah,
kepemimpinannya dalam rumah tangga dituntut lebih stile lagi yaitu dengan
menjadi imam dalam shalat bagi yang beragama Islam, baik itu shalat fardlu atau
sunnah tarawih seperti pada bulan Ramadhan sekarang ini.
Namun, ada perubahan yang menyedihkan, yaitu penutupan beberapa lahan
pekerjaan seperti pabrik atau pusat perbelanjaan yang berdampak pada Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) pada karyawannya. Seperti diberitakan oleh Jakarta,
KOMPAS.com- Jumlah pekerja yang telah dirumahkan dan terkena Pemutusan Hubungan
Kerja ( PHK) akibat terdampak covid-19 sudah menembus 2 juta orang. Berdasarkan
data Kemenaker per 20 April 2020, terdapat 2.084.593 pekerja dari 116.370
perusahaan dirumahkan dan kena PHK akibat terimbas pandemi corona ini.
Ada yang lebih mengharukan dan mengejutkan lagi, dengan alasan efektifitas
pencegahan virus corona ini, pemerintah membebaskan kurang lebih 30 ribu
narapidana sebagaimana diberitakan oleh Jakarta, KOMPAS.com – yaitu Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM mencatat ada 38.822
narapidana yang telah dibebaskan dari penjara per Senin (20/4/2020) lalu. Para
narapidana tersebut dibebaskan melalui program asimilasi dan integrasi sebagai
bentuk pencegahan penyebaran virus corona ( Covid-19) di wilayah lembaga
pemasyarakatan dan rumah tahanan di Indonesia. Demikian diungkapkan oleh Rika
Aprianti Kepala Bagian Humas dan Publikasi Ditjen Pemasyarakatan.
Selama pandemi Covid 19 ini, ada beberapa istilah yang
baru kita dengar dan menjadi sangat familier di telinga kita, seperti Social
Distancing yang artinya menjaga jarak, Work Form Home artinya bekerja dari
rumah, Stay at Home artinya diam di rumah saja, PJJ yaitu Pembelajaran Jarak
Jauh, Lockdown artinya karantina, PSBB singkatan dari Pembatasan Sosial
Berskala Besar, ODP adalah Orang Dalam Pengawasan dan PDP yaitu Pasien Dalam
Pengawasan. So, ojo kelalen ya gaes….!!!
Dari beberapa istilah di atas, ada satu istilah yang
terasa begitu mengganggu hasrat dan keinginan untuk bersua dengan keluarga
tercinta di kampuang nan jauh di mato, yaitu lockdown atau karantina, yang
menyebabkan kita para perantau tidak bisa mudik (mudik atau pulang kampung sami
bae). Dari itu saya mulai membuka lembaran sejarah manusia pilihan terdahulu
yang telah merasakan lockdown dan cara mereka menjadikan lockdownnya menjadi
bermakna dan Allah SWT memberikan jalan keluar yang terbaik atau happy ending.
Sebutlah Nabi Ibrahim AS yang sejak kelahirannya,
ibunya menyembunyikan kehadirannya di dalam gua sebuah hutan yang tidak
terjamah oleh manusia, supaya terhindar dari kedzaliman Raja Namrud yang saat
itu memerintahkan untuk membunuh setiap bayi lelaki yang lahir. Dan bayi
Ibrahim hanya menghisap ibu jarinya untuk menghilangkan rasa lapar dan hausnya.
Kisah Siti Maryam ibunda Nabi Isa AS, dapat kita
jadikan ibroh semasa lockdown ini. Siti Maryam wanita shalehah sengaja
mengarantina dirinya di dalam mihrab ka’bah untuk bertasbih dan berzikir kepada
sang khalik, Allah SWT. Dan dengan kekuasaan Allah Azza Wajalla, Siti Maryam
selalu mendapatkan hidangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hidangan min
haitsu la yahtasib, hidangan yang yang tak disangka-sangka. (QS.Maryam,37)
Pernahkah membaca surah Al-Kahfi? Dalam surah tersebut
diriwayatkan tentang 7 pemuda dan satu anjing peliharan mereka yang
mengasingkan diri di dalam goa demi menyelamatkan diri dari kedzaliman penguasa
saat itu. Mereka tertidur kurang lebih selama 309 tahun, dan dengan kekuasaan
Allah SWT, pendengaran mereka ditutup supaya tidak mendengar suara selama
tertidur. (QS.Al-Kahfi mulai ayat 9)
Kisah Nabi Yunus AS yang fantastis dan heroik juga
bisa kita jadikan teladan, bagaimana beliau mengakui kesalahannya dan
bertanggung jawab menerima resiko untuk meloncat ke lautan sebagai bentuk
tanggung jawabnya, walaupun pada akhirnya dia harus ditelan ikan paus selam 40
hari 40 malam. Dalam situasi pelik dan sangat luar biasa itu Nabi Yunus tetap
berfositif thinking dan berserah diri kepada yang Maha Kuasa dengan
beristighfar dan bertasbih. (QS.Yunus ayat 68 dan 69)
Kisah karantina terakhir yang saya tuliskan, yaitu
kisah pengasingan Nabi Muhammad SAW di dalam gua Hira, untuk menghindari hiruk
pikuk duniawi saat itu dan situasi masyarakat jahiliyyah yang tidak sesuai dengan nurani sang Nabi.
Seringkali Nabi berkhalwat di gua Hira ini, sampai pada suatu malam Nabi
Muhammad kedatangan tamu berjubah putih yang ternyata malaikat Jibril yang
hendak menyampaikan wahyu pertama. (QS. AL-’Alaq 1 s/d 5)
Dan, sadarkah kita, bahwa ada teori “bertambah” saat berjangkitnya Covid 19
ini, teori ini saya kumpulkan dari beberapa chatingan dengan teman di dunia
maya dan hasil literasi status setiap harinya, dan saya rangkum teorinya
seperti ini: bertambah waktu luang,
bertambah waktu untuk beribadah, bertambah waktu untuk keluarga, bertambah
pengeluaran, dan bertambah berat badan. Kira-kira teori mana yang cocok
dengan kondisismu saat ini, sist and bro?
Sebagai insan pembelajar, sebaiknya setiap kejadian
yang kita alami dan kita lalui, hendaknya bisa menjadi pengalaman dan bisa
diambil hikmahnya untuk dijadikan pelajaran di kehidupan selanjutnya. Adanya
COVID 19 ini selain membawa dampak negative dalam skala besar, tetapi juga
membawa hikmah yang tak kalah penting bagi mereka yang mau mengambilnya sebagai
intisari kehidupan.
Diantara hikmah tersebut adala:
1.
Belajar
mempersiapkan masa depan, dengan membekali diri ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.
Mempersiapkan
tabungan finansial (finansial freedom).
3.
Belajar
mengenali potensi diri sendiri yang sebenarnya.
4.
Menyiapkan
rumah sebagai madrasah atau sekolah bagi putra putri kita, di mana kita sebagai
guru dan pembimbingnya.
5.
Belajar
mandiri, tanggung jawab, dan jujur tanpa pengawasan.
6.
Belajar
peduli kepada sesame.
7.
Belajar
menjadi pemimpin.
8.
Siap
dengan berbagai perubahan dan menyiapkan antisipasinya.
Namun, supaya kita mendapatkan hikmah tersebut,
tentunya kita harus memberhentikan beberapa sifat yang terangkum dalam 4M 2P
ini, yaitu: selalu mengeluh, atau tidak siap menerima kenyataan yang sebenarnya
sedang terjadi. Dan menyesali semua kebijakan atau peraturan yang diterapkan
pemerintah guna mencegah penyebaran
COVID 19 ini. Juga banyak menyalahkan pihak lain dengan adanaya penyebaran
virus corona ini. Akhirnya mengabaikan semua himbauan, peraturan, dan kebijakan
yang diberlakukan untuk pencegahan COVID 19 ini.
Sikap yang harus diberhentikan lainnya yaitu, sikap
pesimis atau tidak punya harapan masa depan bagi anda jika terkena Pemutussan
Hubungan Kerja atau yang terpapar Virus corona . Dan sikap panik dalam
menghadapi wabah COVID 19 yang sedang ngetrend ini.
Manusia yang beruntung adalah mereka yang memandang
sisi baik dari setiap peristiwa. Mari lanjutkan sikap positif yang selama ini
sudah kita terapkan dalam kehidupan semasa COVID 19 ini, yaitu: selalu
bersyukur dengan kesempatan yang begitu luas kepada kita saat ini, tetap
berfikir positif, berkarya dan berinovasi yang bermanfaat untuk diri sendiri
dan orang banyak, berbagi ilmu dan materi yang dibutuhkan oleh orang-orang
sekitar kita. Dan jangan lupa, istiqomah berdoa pada Allah SWT, Tuhan yang menciptakan
alam semesta beserta isinya dan berkuasa menentukan takdir setiap makhluk-Nya.
Terakhir, saya tertarik sekali dengan kata-kata bijak
yang saya dapatkan dari slide motivasi 18 th habits dan implikasinya berikut
ini:
Ketika
kumohon diberi kekuatan, Allah SWT memberiku kesulitan supaya aku menjadi kuat
Ketika
kumohon kebijaksanaan, Allah SWT memberiku masalah, untuk kupecahkan
Ketika
kumohon kesejahteraan, Allah SWT memberiku akal untuk berfikir
Kala
kumohon keberanian, Allah SWT memberiku bahaya untuk kuatasi
Ketika
cinta kumohon kepada-Nya, Allah SWT memberiku orang yang bermasalah untuk
kubantu
Ketika
kumohonkan bantuan, Allah SWT memberiku bantuan
Aku
tak pernah menerima apapun yang kupinta, tetapi aku menerima segala yang
kubutuhkan.
Do’aku
terjawab sudah. (Qasabat Tarbawia)
Semoga tulisan singkat saya ini, bisa memberikan
sedikit manfaat dan pencerahan bagi rekan-rekan yang membacanya. Dan karena
keterbatasan wawasan dan pengetahuan saya, pastinya tulisan ini masih jauh dari
sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Untuk itu sudilah kiranya kepada
rekan-rekan untuk memberikan saran, kritikann dan masukannya, supaya tulisan
saya kedepannya lebih baik lagi.
Sekian dan terimakasih
Salam
Emay Nuroniah
Mantulllllll ... Artikelnya yoooiyyy
BalasHapusTerima kasih
HapusSapa dulu yg ngajarin
Keeeerrrreeennnn...
BalasHapusLuar biasa bu emay tulisannya .dari sebuah tulisan ini ..bisa merubah pola pikir kita utk selalu bepikir positif dan dan memanfaatkan waktu dgn sebaik-baiknya..Bravo bu emay...terus semangat untuk berkarya...d
BalasHapusTerima kasih bu🙏
HapusSangat menginspirasi
BalasHapusTerima kasih
Hapus